Hujan Salju

Senin, 16 September 2013

Makna Syukur - Cerita Atrhun Ashe



Atrhun Ashe dilahirkan di Richmond, Virginia, Amerika Serikat. Ketika berumur enam tahun, ibunya meninggal dunia. Setelah menyelesaikan SMU, Ashe mendapatkan beasiswa tenis University of California. 
Pada1965, ia menjadi juara tenis tingkat Universitis. Tahun 1969, Ashe mememengkan kejuaraan tenis US Open dan membantu Amerika merebut piala Davis. Namun, pada tahun yang sama ia dilarang mengikuti turnamen di Afrika selatan karena berkulit hitam, rasisme pada saat itu.
          Tahun 1980, Arthun memutuskan pensiun  dari dunia tenis dan masuk tennis Hall of fame pada 1985. Pada1988, ia mengalami masa-masa sulit karena inveksi AIDS yang ia dapatkan dari tranfusi darah sewaktu menjalani pembedahan untuk mengobati penyakit di hatinya. Tentu saja, ia mendapatkan simpati dari penggemar di seluruh dunia, Dari sekian banyak surat, salah satu surat yang ia terima berbunyi, “Mengapa Tuhan memberikanmu penyakit seburuk ini?”
          Arthur membalas surat itu, “ Di dunia ini, ada 50 juta anak-anak yang pernah belajar tenis, 5 juta yang belajar tenis secara rutin, 500.000 belajar secara professional, 50.000 mengikuti pertandingan tenis, 5.000 di antaranya berhasil ke Grand Slam, 50 orang berhasil ke Wimbledon, 4 sampai ke semi final, 2 orang yang berhasil ke babak final. Ketika saya merayakan kemenangan dan memegang piala Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, “Mengapa saya?” Dan, hari ini tuhan mentakdirkan ini, pantaskah saya bertanya kepada tuhan, “Mengapa saya?”
          Banyak orang yang lupa  bersyukur ketika diberi kenikmatan. Banyak pula yang membenci Tuhan ketika diberi musibah. Akankah Anda menjadi orang itu?


Dikutip dari buku :

SHOLA (sahabat sekolah), penerbit : Harapan Makmur

Senin, 09 September 2013

Gundam Seed Lyrics - Akatsuki No Kuruma




Gundam Seed Lyrics - Akatsuki No Kuruma ( The Wheel of Dawn)


Kazesasou kokage ni utsubusete naiteru
Mi mo shiranu watashi wo watashi ga miteita
Yuku hito no shirabe wo kanaderu GITAARA
Konu hito no nageki ni hoshi ha ochite

Yukanaide, donna ni sakende mo
ORENJI no hanabira shizuka ni yureru dake
Yawarakana hitai ni nokosareta
Te no hira no kioku haruka
Tokoshie no sayonara tsuma hiku

Yasashii te ni sugaru kodomo no kokoro wo
Moesakaru kuruma ha furiharai susumu
Yuku hito no nageki wo kanadete GITAARA
Mune no ito hageshiku kakinarashite

Aa kanashimi ni somaranai shirosa de
ORENJI no hanabira yureteta natsu no kage ni
Yawarakana hitai wo nakushite mo
Akaku someta suna haruka koete yuku
Sayonara no RIZUMU


Omoide wo yakitsukushite susumu daichi ni
Natsukashiku me fuite yuku mono ga aru no

Akatsuki no kuruma wo miokutte
ORENJI no hanabira yureteru ima mo dokoka
Itsuka mita yasurakana yoake wo
Mou ichido te ni suru made
Kesanaide tomoshibi
Kuruma ha mawaru yo


Gundam Seed Picture


Gundam Seed
Cagalli & Lunamaria
From : Reni YN / RenCaggie














Gundam Seed :
Kira Yamato
Athrun Zala
From : Reni YN / RenCaggie













Gundam Seed :
Athrun Zala
Cagalli Yula Athha
Post From Facebook
From : Ichigo love rukia IchiRuki











Gundam Seed :
Cagalli Yula Athha
Posting From Facebook
From : Nelshafeena AthhaZala

Puisi - Teman Masa Kecil



Teman Masa Kecil

Karya : Reni YN
 

Di belakang rumah ini, kita menghabiskan waktu bersama.
Kita tertawa, bercanda, jelas kita bahagia.
Aku ingat, terkadang kita saling mengerjai,
Menangis, namun kemudian senyum seindah pelangi.

Aku dan kamu,
Saat itu, masihlah anak lugu.
Kau selalu tersenyum malu,
Saat aku mencium pipimu.

Kini semua telah berubah,
Pipi cabikmu menghilang entah kemana.
Waktu membawa semua berlalu,
Namun dirimu masihlah di kalbu.

Hey teman kecilku,
Apa kau merindukan masa itu?

Puisi - Untuk Ibu Yang Telah Tiada


Untuk Ibu Yang Telah Tiada

Karya : Reni YN


 


Ibu…
Dapatkah kataku sampai padamu?
Ingin aku ungkapkan semua yang ada di kalbu.

Ibu…
Aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu.

Ibu…
Saat kau tak ada, aku seperti kehilangan arah.
Aku tidak bisa berhenti menangis dan menyesal,
Ketika sadar kau tak ada di sini lagi.

Ibu…
Pagiku menjadi begitu kosong tanpa hadirmu.
Tidak ada lagi yang memarahiku yang bangun terlambat,
Tidak ada suara yang kudengar dari arah dapur itu,
Tidak ada lagi sarapan pagi yang terhidang di meja makan itu.

Ibu…
Aku masih membutuhkanmu…
Aku masih ingin bersamamu.
Banyak kata yang masih belum tersampaikan…
Banyak hal yang belum sempat aku lakukan untuk membalas jasamu.

Aku ingin kau kembali, setidaknya untuk mendengar kata terimakasih dari anakmu ini,
Ibu.
Biarkan aku memelukmu, menyampaikan betapa aku sangat menyayangimu.